"Apakah Anda tipe orang yang makan banyak ketika stres? Atau malah sebaliknya? Tapi tentu Anda sudah tahu kalau keduanya tidak akan menyelesaikan masalah Anda, bahkan hanya akan menambah angka pada timbangan Anda saja.
Menurut penelitian, ketika stres jangka panjang banyak orang cenderung untuk melampiaskannya melalui makanan karena nafsu makannya yang bertingkat. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Hal tersebut biasa disebut sebagai emotional eating dan bisa terjadi karena beberapa faktor: entah karena itu sudah menjadi kebiasaan bagi orang tersebut, karena perubahan metabolisme yang tidak stabil, atau karena otak Anda yang terlalu lelah karena terus berpikir dan menghabiskan seluruh energi Anda.
Apapun faktor yang memicu terjadinya emotional eating tersebut, akan lebih baik jika Anda mengganti kebiasaan tersebut dengan melampiaskannya pada suatu hal yang lebih positif dan produktif, contohnya seperti berolahraga, bermain musik, bersih-bersih rumah, atau meditasi, dan sebagainya. Tetapi, jika Anda tetap stuck pada kebiasaan makan Anda karena perut yang tidak bersahabat, Anda tetap bisa makan, kok. Caranya mudah, yaitu dengan mengganti makanan yang tak sehat dan tak terkontrol tersebut menjadi makanan sehat.
Nah, agar emotional eating bisa dikendalikan, berikut ini adalah tips makanan sehat agar Anda tidak stres lagi, dan perut Anda akan tetap merasa senang juga kenyang:
Semangkuk oatmeal hangat mengandung karbohidrat dan mampu membuat hormon serotonin Anda meningkat sehingga mood Anda akan membaik dan jauh dari stres. Oatmeal juga dipenuhi dengan serat yang mudah larut, jadi tidak akan menyebabkan lonjakan kadar gula darah yang tidak konsisten seperti beberapa makanan lainnya. Tambahkan juga kayu manis bubuk untuk meringankan rasa depresi dan satu sendok teh madu untuk meningkatkan kekebalan tubuh; dan rasa manis madu juga kaya akan vitamin dan antioksidan yang sangat baik untuk membantu regenerasi sel, meningkatkan kekebalan tubuh, melawan stres, sebagai anti peradangan dan bisa juga untuk antibiotik.
Tahukan Anda ada pengobatan terkenal yang menggunakan coklat? Ya, ternyata itu memang nyata. Sebuah penelitian di tahun 2009 oleh para peneliti Swiss menunjukkan bahwa mengkonsumsi dark chocolate dapat mengurangi kadar hormon stres. Dark chocolate juga membantu menurunkan tekanan darah hampir sama dengan obat-obatan, menurut penelitian sebelumnya. Kok bisa? Karena dark chocolate memiliki kandungan theobromine dan phenylethyamine, zat yang bisa meningkatkan mood seseorang.
Sementara itu, kacang almond kaya akan protein yang meningkatkan energi dan lemak monounsaturated yang bagus untuk Anda, serta tak lupa dengan kandungan vitamin B2, E, magnesium dan zat seng yang memiliki perannya sendiri-sendiri dalam dijamin ampuh dalam menurunkan tingkat stres Anda.
Dari namanya saja sudah kebayang rasanya yang manis, lembut, dan lezat serta kaya akan nutrisi yang meningkatkan optimisme dan karotenoid. Dengan makan ubi manis ini, Anda akan mendapatkan nutrisi karbohidrat yang manis tanpa khawatir gula darah Anda akan melonjak tinggi, hal ini telah dibuktikan oleh para peneliti, kok, jadi Anda tak perlu khawatir lagi. Anda juga bisa memodifikasi ubi manis ini dengan resep-resep yang lezat dan menarik.
Temukan rasa creamy yang Anda inginkan dalam Greek yogurt rendah lemak. Ini adalah sumber energi dan kalsium yang sangat baik dan dibutuhkan tubuh Anda untuk melepaskan neurotransmitter. Lengkapi yogurt Anda dengan tambahan buah beri segar untuk rasa manis dan antioksidan penghilang stres, juga vitamin C yang meningkatkan imunitas.
Teh hijau memiliki aroma yang paling ampuh untuk membuat perasaan merasa jauh lebih tenang. Sebuah studi 2011 menemukan bahwa teh hijau mengandung asam amino theanine yang mampu menenangkan atau merileksasikan otak dari berbagai macam stres dan depresi.
Ketika minum teh hijau hangat pasti perasaan Anda pun akan terasa ikut hangat. Apakah saat minum teh hijau Anda bisa membayangkan meminumnya di tengah sebuah kuil yang dikelilingi dengan danau dilengkapi juga dengan kicauan burung-burung yang merdu? Pasti rasanya damai sekali, bukan?"